- Tabrak Aturan 1% Minta 3%. Lurah Kalibaru Tersangka Korupsi
- 2 Pemuda Di Depok Di Celurit Saat Pasang Baliho Maulid Nabi
- Ratusan Siswa SD Cimanggis unjuk Bakat Seni Lomba Pendidikan Tingkat kecamatan
- Sedang Sholat Di Masjid Tewas Di Kapak
- Aji Lasmana (Manager PLN Ciracas) Akui Telah Rugikan Konsumen nya Jutaan Rupiah
- Awas.. Ada Sniper Meteran PLN Pondok Gede, Siap Rugikan Konsumen. ManagerTutup Mata
- Ketum Bidadari Indonesia Dukung Insan Seni Menangkan PADI
- Di Duga 2 Caleg Berkarya Catut Nama FMKB Tanpa Izin. Rahmad (Pendiri) Geram
- Musrenbang Kecamatan Cimanggis Di Buka Walikota Depok
- Ratusan Insan Seni Indonesia Beri Dukungan Prabowo-Sandi & Siap Kawal Suara Hingga Tuntas
Ayam Mbah Cemplung, Rasanya Go Internasional
Kuliner Tradisional
Berita Terkait
- Laskar FPI Lakukan Aksi Ekstrimnya Pasca Gempa & Stunami Donggala0
- Para Guru SMP & Sekolah Sekitar, Ikuti Workshop Pendidikan Inklusif0
- Akhirnya.. Prabowo-Sandi Dapat Nomer Urut 20
- Ratusan Guru Honor Garut, Geram Atas Pernyataan Plt Kadisdik0
- Arusnews Komitmen Kritis Untuk Semua Kalangan0
- Lima Hari, Siswa SMP 15 Di Uji Kemampuannya Via PTS0
- Aksi Mahasiswa Mulai Bergerak Dengan 7 Tuntutan0
- SMP 15 Depok, Raih Adiwiyata Provinsi Jabar Berkat Kompaknya Warga Sekolah0
- Tim Redaksi & Penasehat0
- Cadas, Budayakan K3 Pada Pekerjanya0
Berita Populer
- Sedang Sholat Di Masjid Tewas Di Kapak
- Pernikahan Unik (Sikembar) Tradisional Konsep Di Era Milenial
- Sinergitas Sekolah & Wali Murid SMP 2 Semarang, Buahkan Prestasi Internasional
- Foto Bugil Pangeran Harry Beredar
- SMA 1 Bali Bantul Miliki Aset Siswa Prestasi Se Prop DIY
- Kampung Quran Ajak Ummat Bangun Mushola Untuk Para Tahfidz
- SMP 4 Sewon Lokasi Mewah (Mepet Sawah), Miliki Siswa Prestasi Tingkat Nasional
- Gubernur Bi: Ekonomi Riba Penyebab Terpuruknya Rupiah
- Siswa SMP 1 Kretek Ternyata Sudah Torehkan Prestasi Hingga Go Asia
- Taburan Bintang Siswa Prestasi Ada di SMP 1 Semarang. Pemerintah Harus Lakukan Pendampingan

Keterangan Gambar : Owner Ayam Mbah Cemplung (Tengah) & Putra nya
Arus Bantul. Berawal dari seorang Nenek sebatang kara itu bernama Mbah Cemplung yang berasal dari daerah Desa Cemplung. Disinilah berasal karya kuliner tangannya lahir lezatnya ayam kampung goreng. Mbah Cemplung. Si mbah wafat dalam usia 96 tahun. Namun, resep ayam kampungnya terus hidup dan digandrungi penggila icip-icip kuliner di Warung Mbah Cemplung.
Warung Mbah Cemplung bealamat di Desa Kasongan, Kecamatan Bangunjiwo, Bantul, sekitar 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Setelah melewati ladang dan kebun, kami crew arusnews mendapati warung yang sebagian berlantai tanah dan berjajar meja-meja. Di bagian lain, lantai diplester semen dan beberapa pelanggan duduk lesehan menikmati ayam kampung goreng. Oleh karena siang itu cukup panas (sumuk bahasa Jawa red) kami memilih meja di luar ruangan di bawah pohon kelapa. Sungguh sebuah suasana kampung nan asri.
Crew arusnews memesan dua ekor ayam ingkung alias ayam yang masih utuh. Ukurannya ”jumbo” dengan berat 2,5 kilogram per ekor. Bisa juga kita memilih per bagian semisal paha atas dan bawah, atau dada. Ayam kampung goreng disajikan hanya dengan nasi putih, sambal cabai mentah, cabai goreng, dan pete yang digoreng sekulit-kulitnya. Sempat muncul rasa ”curiga” dagingnya pasti keras karena ukurannya yang terbilang jumbo. Ternyata semuanya meleset, karena daging ayam sajian ukuran jumbo begitu empuk, gurih sejak lapisan kulit hingga menyentuh tulangnya.
Pemilik warung Mbah Cemplung, Sadiyo (70), memaparkan saat di wawancarai awak media Arusnews yang turut di dampingi oleh (ke 2 putra nya). Sadiyo menuturkan"Ayam kampung itu dimasak dengan cara direbus selama empat jam dengan bumbu-bumbu yang menjadi rahasia Warung Mbah Cemplung. Ayam lantas ditiriskan semalam penuh sebelum direbus kembali keesokan harinya. Perebusan hingga dua kali itu untuk mengangkat lemak-lemak pada daging ayam. Perebusan ayam menggunakan api tungku berbahan bakar kayu akasia, jati, dan mahoni. Ini untuk menjaga agar cita rasa ayam terjaga karena tidak terkontaminasi dengan bau minyak atau gas.
Kelezatan rasa masakan Warung Mbah Cemplung juga ditentukan oleh cara Sadiyo memilih ayam. Syarat utama, harus ayam kampung yang dilepas secara liar (ayam umbar) bukan ayam kandang. Beratnya tak boleh kurang dari 1,2 kilogram. ”Kalau kurang dari itu beratnya, ayam masih alot belum ketemu rasa gurihnya. Dagingnya juga mudah lumer. Nah, paling gede bobotnya 3,5 kilogram. Di atas itu, terlalu keras,” tutur Sadiyo.
Dan nyatanya benar perbedaan rasa antara ayan negeri dan ayam kampung. Rasa gurih alami daging ayam kampung tak dijumpai di ayam negeri. Ayam-ayam itu dibeli langsung dari warga yang tinggal di sekitar Kasongan, seperti Kecamatan Pajangan, Sewon, dan Kasihan. Pedagang ayam tiap pagi berbondong-bondong ke Warung Mbah Cemplung untuk menjual ayam. Dalam sehari, Sadiyo menjaring 40 hingga 60 ekor ayam. Pada musim liburan, ia memerlukan bisa mencapai 80 ekor ayam per hari.
Pelanggan dapat menikmatinya dengan memesan minuman es tape atau wedang uwuh yang merupakan khas Yogyakarta. Es tape ketan diramu dari tape ketan, yang diwarnai menjadi hijau muda, dicampur sedikit gula. Rasanya yang manis bercampur asam dan dingin, memunculkan sensasi segar. Sangat pas diminum setelah manyantap ayam kampung goreng di siang juga malam hari.
Gie/Arkan
Video Terkait:
